Saturday, March 9, 2013

Asal Mula Steak Dan Tektek Bengeknya


ini gan ane berhasil blogwalking dan menemukan sajian berita yang menurut ane bagus untuk di baca infonya, beritanya menarik tentang asal usul steak yang sedikit banyak berhubungan dengan goyang lidah kita.
yup langsung baca di Tekape

Jika Anda berkesempatan makan di restoran atau di mall, menu “western” yang satu ini tentu menjadi salah satu pilihan favorit. Ya, steak, dengan berbagai kombinasi sausnya telah menjadi ikon menu utama di restoran, hotel, foodcourt, hingga warung pinggir jalan. Meskipun identik dengan makanan barat, namun di Indonesia bahkan dunia telah menjadi menu yang mengglobal.



Asal Usul

Steak, steik dalam bahasa Indonesia, adalah potongan besar daging, biasanya daging sapi yang di-grilled dan disajikan di hot plate bersama kentang dan sayuran. Makanan ini sudah dikenal sejak lama dengan bumbu minimalis dan menggunakan api arang. Selain daging sapi, ayam dan ikan juga menjadi bahan utama steik. Kebanyakan steik dipotong tegak lurus dengan fiber otot sehingga menambah kelegitan daging. Aneka sausnya pun menambah kelezatan steik.



Jenis & Variasinya

Anda tentu sudah faham dengan nama-nama Sirloin, Tenderloin, T-Bone, hingga Rib. Nama-nama tersebut adalah bagian daging sapi yang ditawarkan dalam menu. Namun tahukah Anda asal dari nama-nama tersebut? Sirloin, bagian paling umum, berasal dari daging belakang yang lebih keras dibandingkan yang lain. Harga Sirloin biasanya lebih murah dibandingkan bagian lainnya.



Tenderloin berasal dari loin yang berada di depan sirloin dan di belakang tulang rusuk (rib). Daging ini memiliki tekstur yang lembut. T-Bone adalah bagian tulang berbentuk T yang dikelilingi daging pada kedua sisinya. Sedangkan Rib/tulang rusuk adalah daging yang berasal dari sekitar tulung rusuk. Steak Rib disajikan bersama tulang rusuk. Jika tanpa tulang, namanya menjadi Rib Eye Steak.



Harga juga berpengaruh pada asal daging sapi bahan dasar steik. Entah kenapa, daging-daging sapi impor seperti dari Jepang, Amerika, Australia, dan Selandia Baru lebih mahal dari daging sapi lokal. Konon, sapi-sapi ternak disana benar-benar diberi makan rumput yang berbeda sehingga memengaruhi kualitas daging dan susu yang dihasilkan.



Cara memasak

Secara garis besar ada tiga cara memasak yang bisa Anda minta kepada pelayan sesuai keinginan Anda yakni Well Done, Medium, dan Rare. Well Done bisa jadi disebut matang benar. Warna dagingnya kecoklatan dengan kondisi daging yang keras karena kandungan airnya banyak menguap. Medium atau setengah matang masih memiliki warna merah pada bagian tengahnya. Sedangkan Steak Rare sebagian besar masih berwarna merah. Jika Anda pecinta daging sejati, pilihan Rare tentu tak boleh terlewatkan.



Saus

Sebelum dipanggang, biasanya daging terlebih dahulu dilumuri bumbu-bumbu seperti garam, merica, rempah dan diolesi mentega tau minyak zaitun. Setelah itu barulah diberi saus steik. Pilihan saus tentu disesuaikan dengan bagian daging yang diorder. Cita rasa daging bakar yang lezat lebih terasa dengan saus yang pas. Saus yang cocok untuk Steik Sirloin tentu berbeda dengan Chicken Steik. Saus yang biasa tersedia adalah Mushroom Sauce, Black Pepper, Blue Cheese, Maitre d’butter, dan Bernaise.



Mushroom Sauce atau saus jamur terdiri dari irisan champignon dan jamur shitake yang terasa creamy, gurih, dan sedikit manis. Suka Pedas? Pilihlah Black Pepper Sauce yang terasa pedas khas lada hitam. Jika ingin yang beda ada saus Bernaise dengan cita rasa tarragon yang terasa gurih di lidah. Pembuatan saus ini cukup unik karena menggunakan bahan dasar kuning telor dan anggur putih yang kemudian dikocok dan di-tim.



Lain lagi dengan saus maitre’d butter, yang berbentuk padat seperti lontong. Kendati demikian, padatnya saus akan segera meleleh begitu diletakkan di atas potongan daging sapi yang masih panas mengepul. Aroma mentega yang bercampur parsley, bawang merah, lada, dan garam pun merebak harum menggoda selera.



Steak Anti Diabetes

Boleh jadi bagi Anda yang peduli dengan kesehatan atau penderita diabetes patut mencoba alternatif steik ikan. Walaupun kehilangan sentuhan serat khas daging, steik daging ikan seperti ikan salmon, ikan makarel, ikan tuna, gindara, dan dori terbukti menyehatkan.



Setidaknya itulah hasil penelitian dari Norwegian University and Technology yang melakukan serangkaian studi tentang pengaruh suplemen minyak ikan (asam lemak omega-3) terhadap kadar lipoprotein darah pada penderita penyakit diabetes. Setelah para partisipan mengonsumsi suplemen ini selama 9 minggu, hasilnya dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah.



Jika suplemennya saja terbukti menurunkan diabetes, apalagi mengonsumsi langsung ikan segarnya bukan? Dengan penyajian dagingnya menjadi steik tentu tetap membuat Anda berselera melahapnya hingga tak bersisa.

Source : http://rizkykertanegara.wordpress.com/2009/02/05/all-about-steak/

No comments:

Post a Comment