Saturday, March 16, 2013

Rennee sang chef profesional


Gambar
Selama ini, banyak orang mengganggap bahwa menjadi seorang chef adalah pekerjaan mudah. Ternyata, anggapan itu salah besar. Chef  memiliki rutinitas yang padat dan jam kerja yang berbeda dengan jam kerja kantoran. Terkadang pada hari-hari libur mereka harus bekerja, karena pada hari-hari libur orang-orang justru sering bersantap di restoran.
Chef merupakan istilah yang terambil dari bahasa Prancis. Dalam bahasa Inggris, chef diartikan sebagai chief atau leader. Ia adalah orang yang memimpin timnya di dunia kuliner. Bukan sekedar sulap, profesi chef inipun harus melalui beberapa tahapan jenjang.
Saat ini, profesi Chef sudah menjadi pilihan terbaik karena dunia kuliner atau food and beverage  ini memang tak akan pernah mati, walaupun ditempa dengan isu krisis ekonomi. Selain itu juga sudah banyak acara televisi yang menayangkan program masak-memasak dan rating-nya pun sangat digemari oleh penonton televisi, hal ini merupakan angin segar bagi pelaku bisnis kuliner dan tentu saja para Chef Indonesia.
Orang awam menganggap chef atau koki profesional cukup bermodalkan pintar memasak. Tak hanya itu, predikat chef baru bisa didapatkan seseorang setelah melalui jam terbang yang tinggi di dunia kuliner. Dalam hal ini pengetahuannya tentang segala aspek penyiapan makanan harus sangat matang.
Seorang Chef ibarat seperti seorang seniman. Seorang Chef mengangap dapur bagaikan sebuah laboratorium, di mana Chef dapat mengeluarkan ide-ide cermelang dan bereksperimen. Ada hasil eksperimen yang berhasil mengugah selera makan dan ditampilkan di menu, tetapi tak sedikit pula yang mengalami kegagalan.
Gambar
Trial and error inilah yang dilakukan oleh seorang Chef , oleh sebab itu sikap dan mental menjadi hal penting yang mendasar. Kerja keras dan disiplin itu sudah pasti. Mulai dari bangun pagi sampai melakukan segala sesuatunya sendiri di dapur.
Profesi chef ini sebenarnya tidak selalu menyangkut urusan dapur, alat memasak dan bumbu dapur. Seorang chef pun memiliki kesempatan berkarir, di bidang food dan kuliner. Ia bisa menjadi private chef, food stylist, atau customer service di perusahaan yang bergerak di bidang makanan.
Seperti halnya Renee Tanjung yang mengawali karirnya sebagai model, pemilik butik fashion, pun sempat menjajal peruntungan di dunia politik dan kini justru merasa pas sebagai chef.
Profesi chef yang mungkin sebelumnya tidak pernah terlintas dalam benak Renee Tanjung. Karir yang ia tekuni sekarang ini memang tergolong baru. Sebelumnya, Renee lebih banyak berkutat di dunia modelling dan bisnis butik yang terbilang sukses. Namun, lantaran tersadar akan bakat memasaknya, ia pun segera menekuni dan menjadikan hobi masak sebagai ajang karier yang mengasyikan.
“Awalnya hanya mengajarkan teman-teman saya masak dan responnya bagus. Makin ke sini makin banyak yang belajar masak dengan saya. Melalui mouth to mouth promotion, akhirnya cooking class saya terus berkembang,” jelas Renee.
Renee mengaku karirnya sebagai chef memang belum lama ditekuni. Ia hanya mencoba mengasah kemampuannya memasak yang terus dilatih sejak lama tinggal di Hawaii.
Lidah Renee yang asli Sumatera Barat, memang terbiasa dengan masakan kaya santan dan bumbu. Selain hobi makan, hobi traveliing membantunya mencoba berbagai menu dan mengasah kemampuan pengecapnya untuk mengenal beragam bahan masakan.
Gambar
Reenee Tandjung menyadari bahwa selain cooking class miliknya di chefinred.com, ada hobi lain yang lebih disukai para ‘calon koki’ tersebut. Apalagi kalau bukan makan. Dari sinilah sosialita seksi yang berprofesi sebagai model, pengusaha butik, sampai politikus ini akhirnya memutuskan untuk membuka sebuah restoran ‘seksi’ bernama Chef in Red Kitchen di Jl. Senopati Raya No. 20.
Sesuai dengan namanya, tempat ini juga didominasi warna merah kesukaan Reenee. Dan dengan ditambahkannya warna putih yang kontras, menjadikan restoran ini lebih ‘sedap’ untuk dinikmati. Ada kesan minimalis dalam balutan interior modern ala Chef Reenee.
Lantas mengapa chef Renee suka warna merah? Ternyata ada cerita di balik warna merah. Ia mengaku, merah merupakan representasi restorannya karena kecintaannya pada masakan pedas. “Saya percaya bahwa cabai, yang memberikan rasa pedas, bisa membangkitkan selera,” ungkap Reenee,
” Selain itu Saya juga selalu pakai baju koki warna merah, berbeda dengan koki lainnya yang bajunya berwarna putih.”tambahnya
Konsep open kitchen diandalkan di restoran ini. Sembari menanti makanan yang dipesan, para pengunjung bisa langsung melihat bagaimana sang chef beraksi di dapur menghasilkan masakan yang jauh dari rasa minimalis.
Menu yang ditawarkan Reenee di restorannya cukup beragam. Mulai dari menu Asia, Indonesia, hingga Western. Namanya pun unik-unik. Ada udang goreng ronggeng mentega, gonggong oyster sauce, bubur gokil dan pipi ikan macao yang jadi andalan. Semua makanan dimodifikasi sendiri oleh Chef Reenee. [Teguh S Gembur]
http://blogeventguidemagz.wordpress.com/2013/01/08/renee-tandjung-merasa-pas-sebagai-chef-profesional/

No comments:

Post a Comment