Headlines News :
Home » , , , , , » Sejarah Thai Tea

Sejarah Thai Tea

Written By Anonymous on Saturday, November 17, 2012 | 10:50 AM






Kerajaan Thailand didirikan pada pertengahan abad ke 14. Dikenal dengan nama Siam sampai dengan 1939, Thailand adalah satu-satunya Negara di Asia tenggara yang tidak pernah dikuasai oleh bangsa Eropa. Revolusi damai pada tahun 1932 berujung pada monarki konstitusional. Bekerja sama dengan Jepang pada perang dunia ke-dua, Thailand menjadi ally Amerika setelah konflik yang terjadi.

Walaupun Thailand dari sudut pandang sejarah tidak pernah menjadi negara peminum teh, Thai tea merupakan hal umum di sepanjang sejarah Thailand. Kebanyakan mengenal minuman manis kental yang disebut Thai tea. Biasanya terdiri dari the hitam dengan bunga lawang (star anise), pewarna makanan, kadang dicampur dengan rempah-rempah dan susu kental manis. Disuguhkan secara panas atau dengan es.

Pohon teh adalah tanaman asli dari Thailand Utara, namun penduduk Thailand dan tetangga dekatnya Burma tidak memiliki tradisi meminum teh. Didalam sebuah resep kuno tertulis teh hijau yang direndam dengan air asin dimakan sebagai sayuran. Acar yang asin, dan agak pahit yang dihasilkandisebut “miang” dalam dialek local, adalah teh aneh bagi kebudayaan barat.

Cerita yang lebih baru mengenai bagaimana kultivasi tanaman teh lebih menarik, termasuk didalamnya sedikit sejarah yang berhubungan dengan revolusi China tahun 1949 dan periode perang dingin.

Pada tahun 1949 akhir, sebagian kecil dari pasukan nasionalis Chiang-kei Shek di Yunnan (dikenal dengan nama Guo-min-dang, atau KMT) terpisah dengan pasukan utamanya. Bersamaan dengan itu, pasukan nasionalis yang kalah perang mundur ke Taiwan, meninggalkan pasukan kecil yang terpisah dari KMT Yunnan. Terisolasi, namun tidak gentar, pasukan ini memimpin serangan gerilya terhadap pasukan pembebasan China (PLA). Namun, mereka dipukul mundur ke selatan hingga ke Burma, dimana mereka melanjutkan serangan terhadap para komunis. Pada tahun 1960-1961, mereka dipaksa keluar dari Burma menuju Thailand utara, dimana asimilasi mereka baru selesai sebagian.

Selama berpuluh-puluh tahun, pejuang KMT melakukan operasi illegal didalam wilayah segitiga emas: penyelundupan permata dan obat-obatan terlarang, perdagangan gelap, dan aktivitas sejenis lainnya. Akhirnya, melalui edukasi dalam sekolah pemerintah dan program inovatif seperti Royal Project for Crop Replacement, yang menawarkan kehidupan alternatif (sah), generasi baru dari immigran berasimilasi secara kultur dan ekonomi kedalam masyarakat Thai. Penanaman the merupakan salah satu dari pilihan yang legal.

Berasal dari provinsi Yunnan, daerah asal dari teh, secara alami menanam dan membuat the adalah salah satu dari kegiatan ekonomi yang dipilih oleh penduduk baru Thailand ini. Tanaman teh yang pertama diimpor dari China dan Taiwan dan ditanam pada dataran tinggi provinsi Chiang Mai pada akhir 1980. Asosiasi penanam teh Taiwan, bermaksud untuk mendukung mantan teman seperjuangan mereka di KMT dulu. Mereka mengirimkan ahli teh untuk menyediakan dukungan agrikultural secara teknis . Dua klon dari varietas teh, dikenal sebagai No. 12 dan No. 17 (ber sip-song dan ber sup-jet dalam bahasa Thai), ditanam secara besar-besaran yang mengakibatkan kualitas daun yang lebih konsisten, produktivitas yang meningkat, dan ketahana yang lebih baik dari penyakit.

Hari ini, apa yang dimulai sebagai daerah kantong China yang bersenang-senang dalam aktivitas ilegal di lembah yang mengelilingi desa Mae Salong, telah menjadi komunitas yang legitimate, kohesif, ekonomis, ditandai dengan taman teh independen yang menghasilkan teh Oolong. Adalah sebuah desa yang indah, sejuk dan bersemangat. Dengan sekolah, hotel kecil, restoran Chinesse dan Thai, dan sayangnya supermarket dan pusat game. Semua milik mereka sendiri.

Gaya dari teh yang diproduksi di desa teh tersebut didominasi oleh tipe Formosa klasik. Tergulung rapat, daun abu-abu hijau ke hijau yang separuh teroksidasi diproduksi dalam gaya Tung Ting, provinsi Nantou dari Taiwan. Teh yang diproduksi di Mae Salong terjual dengan baik di pasar teh lokal dan dijual setelahnya oleh hotel, spa, dan toko makanan Thai. Sebagian dari Daun teh terbaiknya diekspor ke eropa, secara khusus ke Mariage Freres, Paris, dan kepada pasar Taiwan. Produk ini hampir tidak dikenali di Amerika.

Umum dengan kebanyakan cerita mengenai penyebaran dari teh, Thai tea enemukan akarnya di tengah-tengah peperangan. Thai tea tidak dihasilkan oleh kekuatan kolonial yang berencana untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan pekerja murah. Ini dihasilkan oleh keturunan dari kekuatan yang terkalahkan, yang mundur dari kekuatan komunis PLA. Hal ini merupakan bagian unik dari sejarah, sisi yang mengagumkan, seperti teh, kepada intrik dari bangsa-bangsa di dunia.

Thailand – Doi Mae Salong

Doi Mae Salong sering disebut sebagai “Swiss Kecil” dari thailand. Pemandangan yang indah mengundang lebih dari 200 ribu turis setiap tahunnya.

Seperti pemandangannya, Doi Mae Salong adalah rumah bagi 4500 rai (28,125 hektar) tanaman teh. Banyak dari teh yang diproduksi disini adalah teh Oolong gaya Taiwan yang ditanam oleh keturunan pasukan China yang mundur dari revolusi China tahun 1949.

Teh Doi Mae Salong

Doi Mae Salong, berlokasi 45 Km Utara dari distrik Mae Chan di provinsi Chiang Rai pada ketinggian sekitar 1500 meter. Mempunyai suhu rata-rata 25 derajat Celsius dan udaranya kering, sejuk, dan menyegarkan sepanjang tahun – kondisi ideal untuk teh.

Kondisi penanaman dari Doi Mae Salong, sangat mirip dengan Taiwan, yang memproduksi beberapa dari teh Oolong terbaik di dunia. Banyak dari pohon teh yang tumbuh di Doi Mae Salong berasal dari Taiwan, dan kebanyakan dari produksi tehnya adalah teh Oolong gaya Taiwan.



Teh hijau dan Teh Hitam juga diproduksi disini, dan provinsi Chiang Rai memproduksi sekitar 200 ton rteh per tahunnya. Sekitar 70% dari produksi tersebut di konsumsi secara lokal dan 30% sisanya diekspor. Pengguna mayoritas dari teh Thailand termasuk didalamnya Eropa dan Dubai.

Pemerinta Thai mempromosikan turisme di area tersebut dengan cara mendesain Doi Mae Salong sebagai desa OTOP (One Vilage One Product) (baca: satu desa satu produk). Tersedia banyak pilihan akomodasi dan restoran dan semua orang yang tertarik dalam produksi teh dapat menjelajahi daerah penanaman teh di areea tersebut.

Sumber:

http://www.gshaly.com/teas/thailand.htm

http://www.teagenius.com/tea-growing-areas-of-asia/thailand-doi-mae-salong.html
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Peacock Bistro - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger